Tidak
asing lagi ketika mendengar Pasar Kebon Watu Gede. Sudah sangat sering
diposting di Instagram oleh beberapa photographer,
dan masuk ke tayangan televisi. Unik. Hal ini yang membuat Pasar Kebon Watu
Gede viral dan banyak mengundang pengunjung untuk menikmati Pasar yang hanya
buka di Minggu Pahing dan Legi dalam penanggalan Jawa ini. Pasar ini berada di
Dusun Jetak, Kecamatan Bandongan, Magelang, Jawa Tengah.
Gerbang menuju Pasar Kebon Watu Gede, di Ds Getak Bandongan Magelang |
Pasar
ini mulai dibuka pada tanggal 11 Februari 2018. Mulai menjajakan jajanan
khasnya mulai pukul 06.00 s.d 12.00. Pengunjung sangat ramai ketika menjelang
jam 09.00. Dengan menggunakan kebon pring, atau kebun bambu, banyak stan-stan
penjual dengan gaya masa lalu berbahan bambu dan atap ilalang. Pas dengan gaya
tempo dulu berlatar kebun bambu.
mau sehat? minum jamu |
banyak jajanan enak dan murah |
Nasi buntil dan ikan asin |
Mengusung
konsep “tempo dulu” dan bebas plastik dan kertas, pasar ini mewajibkan
pedagangnya menggunakan pakaian khas Jawa lengkap dengan jarik, batik, dan
blangkon bagi prianya. Tidak ada penggunaan plasktik dan kertas dalam bungkus
atau alat makannya. Bathok kelapa digunakan sebagai pengganti gelas, sedangkan
daun pisang digunakan untuk alas makan dengan piring dari anyaman bambu.
Dawet ireng, murah cukup 2 benggol. |
Pecel, dengan mie dan cap jae.. |
Pengunjung menikmati suasana pasar yang unik |
Alat
pembayarannya pun tidak menggunakan mata uang rupiah. Pengunjung wajib
menggunakan mata uang “benggol” untuk bertransaksi di Pasar Kebon Watu Gede
ini. Setara berapa untuk satu benggol? Dua ribu rupiah saja.
Banyak
jajanan tempo dulu, khas ndeso yang mungkin sudah sulit untuk dijumpai,
misalkan dawet ayu, buntil daun singkong, cap jae, pecel, sate, jadah bakar,
timus, keripik bayam, dan banyak jajanan ndeso lainnya. Harganya dari satu
sampai dengan lima benggol.
Saya
mencoba membeli buntil dengan lauk ikan asin, dengan harga lima benggol. Buntil
dengan rasa yang khas, gurih sungguh nikmat disantap pagi hari. Pecel dengan
cap jae pun saya coba dengan harga 3 benggol. Cukup murah.
Tidak
hanya makanan yang dijajakan di pasar ini, tapi ada juga tukang cukur bergaya
lawas yang siap merapikan rambut dengan harga 5 benggol. Selain itu juga
terdapat penjual mainan lawas dari bambu dan kayu.
Jika
ingin banyak membungkus makanan, tersedia juga keranjang anyaman dari bambu
sebagai pengganti tas plastik.
Makanan khas tempo doeloe |
Pengunjung
akan mulai ramai memadati pasar setelah jam 08.00. Sembari makan jajanan lawas,
tidak ketinggalan mereka juga mengabadikan lapak penjual dengan keunikannya.
Pasar
Kebon Watu Gede sangat mudah dijangkau. Hanya berjarak sekitar 5 KM dari
Alun-alun Kota Magelang dengan mengarah ke Kecamatan Bandongan. Penunjung akan
memarkirkan kendaraannya di dekat jalan raya dan berjalan aki sekauh 300 meter
menyusuri jalanan dengan pemandangan sawah dan Gunung Sumbing dari kejauhan di
sisi barat. Gunakan google maps jika menemui kesulitan.
berbondong ke pasar, seru! |
Tertarik
ke Pasar Kebon Watu Gede? Jadwalkan dan ingat, hari Minggu Pahing dan Legi
saja!
For
more photos, follow instagram @andrants
Tidak ada komentar:
Posting Komentar