Sabtu, 09 Maret 2019

Pasar Kebon Watu Gede, Kembali Ke Masa Lalu



Magelang, Februari 2018

Tidak asing lagi ketika mendengar Pasar Kebon Watu Gede. Sudah sangat sering diposting di Instagram oleh beberapa photographer, dan masuk ke tayangan televisi. Unik. Hal ini yang membuat Pasar Kebon Watu Gede viral dan banyak mengundang pengunjung untuk menikmati Pasar yang hanya buka di Minggu Pahing dan Legi dalam penanggalan Jawa ini. Pasar ini berada di Dusun Jetak, Kecamatan Bandongan, Magelang, Jawa Tengah.
Gerbang menuju Pasar Kebon Watu Gede, di Ds Getak Bandongan Magelang


Pasar ini mulai dibuka pada tanggal 11 Februari 2018. Mulai menjajakan jajanan khasnya mulai pukul 06.00 s.d 12.00. Pengunjung sangat ramai ketika menjelang jam 09.00. Dengan menggunakan kebon pring, atau kebun bambu, banyak stan-stan penjual dengan gaya masa lalu berbahan bambu dan atap ilalang. Pas dengan gaya tempo dulu berlatar kebun bambu.
mau sehat? minum jamu


banyak jajanan enak dan murah
Nasi buntil dan ikan asin

Mengusung konsep “tempo dulu” dan bebas plastik dan kertas, pasar ini mewajibkan pedagangnya menggunakan pakaian khas Jawa lengkap dengan jarik, batik, dan blangkon bagi prianya. Tidak ada penggunaan plasktik dan kertas dalam bungkus atau alat makannya. Bathok kelapa digunakan sebagai pengganti gelas, sedangkan daun pisang digunakan untuk alas makan dengan piring dari anyaman bambu.
Dawet ireng, murah cukup 2 benggol.

Pecel, dengan mie dan cap jae..


Pengunjung menikmati suasana pasar yang unik
Alat pembayarannya pun tidak menggunakan mata uang rupiah. Pengunjung wajib menggunakan mata uang “benggol” untuk bertransaksi di Pasar Kebon Watu Gede ini. Setara berapa untuk satu benggol? Dua ribu rupiah saja.
 
jajanan lawas, susah ditemukan di tempat lain
Banyak jajanan tempo dulu, khas ndeso yang mungkin sudah sulit untuk dijumpai, misalkan dawet ayu, buntil daun singkong, cap jae, pecel, sate, jadah bakar, timus, keripik bayam, dan banyak jajanan ndeso lainnya. Harganya dari satu sampai dengan lima benggol.
Saya mencoba membeli buntil dengan lauk ikan asin, dengan harga lima benggol. Buntil dengan rasa yang khas, gurih sungguh nikmat disantap pagi hari. Pecel dengan cap jae pun saya coba dengan harga 3 benggol. Cukup murah.
 
Suasana tempo doeloe...
Tidak hanya makanan yang dijajakan di pasar ini, tapi ada juga tukang cukur bergaya lawas yang siap merapikan rambut dengan harga 5 benggol. Selain itu juga terdapat penjual mainan lawas dari bambu dan kayu.
Jika ingin banyak membungkus makanan, tersedia juga keranjang anyaman dari bambu sebagai pengganti tas plastik.
Makanan khas tempo doeloe

Pengunjung akan mulai ramai memadati pasar setelah jam 08.00. Sembari makan jajanan lawas, tidak ketinggalan mereka juga mengabadikan lapak penjual dengan keunikannya.

Pasar Kebon Watu Gede sangat mudah dijangkau. Hanya berjarak sekitar 5 KM dari Alun-alun Kota Magelang dengan mengarah ke Kecamatan Bandongan. Penunjung akan memarkirkan kendaraannya di dekat jalan raya dan berjalan aki sekauh 300 meter menyusuri jalanan dengan pemandangan sawah dan Gunung Sumbing dari kejauhan di sisi barat. Gunakan google maps jika menemui kesulitan.
berbondong ke pasar, seru!

Tertarik ke Pasar Kebon Watu Gede? Jadwalkan dan ingat, hari Minggu Pahing dan Legi saja!




For more photos, follow instagram @andrants