Jumat, 01 Februari 2019

Toraja, Negeri Indah dengan Budaya Unik (Part 1)

Toraja, Negeri Indah dengan Budaya Unik (Part 1)

Maret 2018

Di masa lalu, orang Bugis menyebut sebagai To Riaja, yang berarti orang yang tinggal di negeri atas atau pegunungan. Dilihat dari tingginya, Toraja berada di 704-1.646 MDPL.

Tongkonan, Rumah Adat Asli Toraja

Sangat berkesan berkunjung ke Tana Toraja dan Toraja Utara di pertengahan 2018. Dengan transportasi bus, Toraja dapat dicapai selama sekitar 9 jam perjalanan dari Kota Makassar. Bus yang saya naiki, berangkat dari Terminal Daya Makassar pukul 21.00, dan sampai di Rantepao pada pukul 06.00 keesokan harinya.

Dengan becak motor, saya menuju Hotel Kartika 2, hotel bintang dua yang nyaman, tengah kota, namun dengan rate lumayan, IDR 650K/malam. Tidak banyak waktu untuk beristirahat memang, karena ittinery yang saya buat sudah harus dimulai pada pukul 09.00.
Setelah siap, saya menuju rumah teman kantor, Novita, lumayan dapat pinjaman motor gratis selama tiga hari dua malam hari di Toraja. Sekalian mem-fix kan ittenary ke orang asli Toraja agar perjalanan semakin terarah dan tidak banyak membuang waktu.

Saya berada di Toraja selama tiga hari dua malam, namun hanya bisa jalan-jalan selama dua hari karena hari ketiga, pagihari sudah harus kembali ke Makassar. List tempat yang akan saya kunjungi adalah:
1.     Buntu Burake
2.     Kuburan Londa
3.     Kuburan Lemo
4.     Pasar Hewan Bolu Rantepao
5.     Ketekesu
6.     Negeri Atas Awan Lolai
7.     Kalimbuang Bori

Sepeda motor sudah ada, yang pertama dilakukan adalah mencari sarapan. Perut yang lapar akan mengganggu perjalanan bukan?!  Agak susah mendapat tempat makan yang nyaman bersih dan halal di Rantepao.
Sudut Kota Makale, DPRD Kabupaten Tana Toraja

Sepeda motor saya arahkan ke Ibu Kota Kabupaten Tana Toraja, Makale. Tidak butuh waktu lama untuk mencapai Makale, hanya butuh waktu sekitar 40 menit.
Sejenak berhenti menikmati lalu lalang Kota Makale di Plaza Kolam Makale, dari sini Patung Yesus di Bukit Buntu Burake terlihat jelas.
Patung Yesus Memberkarti, dari Plaza Kolam Makale

Akses menuju Bukit Buntu Burake tidak sulit, jalan yang mulus lagi meliuk, menanjak tentunya.
Harga tiket masuk Bukit Buntu Burake adalah IDR 10K, cukup terjangkau.
Ditengah terik matahari yang panas, berada di bawah Patung Yesus ini angin cukup kencang, lumayan mengeringkan keringat.
Patung Yesus Memberkati ini dibangun mulai tahun 2014, dengan tinggi 40 meter, dan dibangun di Bukit Buntu Burake dengan ketinggian 1.700 MDPL, membuat Patung ini adalah Patung Yesus Memberkati terbesar dan tertinggi di dunia.
Disini juga terdapat jembatan kaca yang dapat pengunjung nikmati, sayang pas saya datang, sedang ditutup untuk umum. Tidak berlama saya disini, karena harus melanjutkan ke Lemo.
 
Yesus Memberkati
Yesus dari balik dedaunan di Buntu Burake

Lemo adalah sebuah komplek kuburan batu yang berada di tebing batu dengan tinggi sekitar 20-30 meter dari atas tanah. Yang unik adalah, bangsawan yang meninggal akan dikuburkan pada ceruk tebing yang sudah dilobangi, dengan dimensi sekitar 1 meter kali 1 mater. Tinggi kuburan menandakan derajat yang meninggal. Hal menarik lain adalah adanya patung kayu, yang disebut Tao-Tao.  Tao-Tao dipahat dari kayu menyerupai orang yang meninggal. Di Londa, ritual Ma Nene, atau mengganti baju jenazah sering diadakan. Ma Nene merupakan simbol penghormatan kepada orang tua yang sudah meninggal. Harga tiket masuk ke Lemo seharga IDR 10K.
Wisatawan mengunjungi Lemo

Tao Tao, dibuat menyerupai wajah orang yang telah meninggal
 
Kubur Baru berbentuk persegi dan bertingkat di Lemo

Tempat menarik lagi yang harus tidak terlewati adalah Kuburan Tua Londa. Tidak jauh dari destinasi sebelumnya, Londa bisa dicapai dari Rantepao hanya dengan 30 menit, atau berjarak 7 KM dari Rantepao. Londa berbeda dengan Lemo, karena di Londa, tidak hanya kuburan batu di tebing, namun juga terdapat kuburan di dalam goa. Sama dengan Lemo, disini juga terdapat Tao-Tao yang diletakkan di dekat lobang tempat jenazah di semayamkan. Semakin tinggi posisi peti mati, semakin tinggi pula posisi tersebut di dalam masyarakat.


Di dampingi guide, saya mencoba masuk ke dalam goa, konon panjang dari goa ini berkisar 900-1000 meter. Di dalam goa ini akan dijumpai banyak sekali tengkorak dan kerangka manusia yang berada dicelah goa, maupun di lantai goa.
Tengkorak yang tersusun di salah satu sudut goa

Tumpukan tengkorak di Londa

Ingat ya, jangan menyentuh tengkorak atau kerangka, karena untuk memindahkan tengkorak atau kerangka harus diadakan upacara adat. Menurut penjelasa guide yang memandu kami, Londa merupakan kuburan keluarga terbesar di Toraja Utara dari garis keturunan Marga Tolengke. Di dalam goa ini, akan dijumpai tengkorak sepasang kekasih yang mengakhiri hidupnya karena hubungannya tidak direstui orang tuanya karena keduanya masih mempunyai hubungan darah/saudara.
 
Tengkorak sepasang kekasih yang bunuh diri bersama
Setelah menunaikan makan siang, perjalanan selanjutnya adalah Pasar Hewan Bolu di Rantepao. Apa uniknya main ke pasar hewan?! Lets see….
Dengan berbekal google maps, sepeda motor melaju pelan di jalan raya yang lumayan rame, berpapasan dengan motor-motor yang membawa babi di jok belakang, menelusuri poros Rantepao-Palopo. Hanya 10 menit saja dari pusat kota Rantepao. Pasar hewan ini buka dari jam 07.00 s.d 18.00.
Pasar Hewan Bolu konon adalah pasar kerbau terbesar di dunia, karena dalam satu hari ada 500 ekor kerbau yang diperjualbelikan di pasar ini. Adat Toraja memang dekat dengan kerbau, dimana setiap upacara adatnya selalu ada pemotongan kerbau. Ada beberapa tingkat/jenis kerbau yang diperjualbelikan , yaitu Kerbau Saleko atau kerbau bule, Kerbau Bonga, Kerbau Lotong Boko, Kerbau Ballian, dan Kerbau Pudu’ yang mempunyai harga paling murah.

Kerbau atau disebut Tedong dalam bahasa Toraja mempunyai harga yang fantastis, yang paling mahal adalah Tedong saleko, harganya mencapai 1 Milyar per ekor. Tedong Saleko mempunyai warna dasar putih dan belang hitam dengan tanduk kuning gading dan bola mata berwarna putih.
Tedong Bonga, harga kerbau ini hampir mirip dengan harga Tedong Saleko, namun lebih murah dengan ciri fisik berwarna dasar hitam dengan belang putih.
Tedong Saleko? atau Tedong Bonga?

Tedong Ballian mempunyai ciri khas yang berbeda dengan kerbau lainnya, ciri fisik terlihar dari tanduk kerbau yang mempunyai rentang panjang mencapai 2 meter, dengan warna hitam dan tubuh gempal. Harga dari kerbau ini berkisar 100 jutaan.
Di dalam adat Toraja, banyaknya kerbau yang dikorbankan dalam sebuah upacara adat, merupakan tolok ukur kemakmuran dari keluarga tersebut.





Hari pertama di Toraja sudah sangat memuaskan dan melelahkan. Saya kembali ke Hotel Kartika 2 setelah maghrib, setelah menikmati lele dengan nasi uduk di warung makan lamongan di jajaran kompleks pertokoan Rantepao.
Perjalanan belum selesai, masih ada satu hari lagi untuk kembali mengeskplore Toraja.
Istirahat dulu, besok pagi subuh ke Negeri di Atas Angin, Lolai.

(bersambung… part 2)




follow IG for more photos:
@andrants


Tidak ada komentar:

Posting Komentar